Gairah Asmara  - Kumpulan kisah seks & asmara khusus dewasa -    gairah asmara

Warning

Situs ini merupakan situs yang berisikan kumpulan cerita khusus DEWASA, hanya anda yang berusia minimal 18 tahun yang boleh mengunjunginya. Kami tidak bertanggung jawab jika terjadi "efek samping" kepada para pembaca

 

Link Favorit

- Kamasutra
- Gadis seksi
- Goyang erotis
- Foto hot artis
- Cewek bugi
l

 

.

 

Gairah Asmara Web mrpk situs khusus dewasa yg berisi koleksi cerita seks, kisah erotis, kencan kilat, pengalaman seks, keperawanan, keperjakaan, cerita anak smu, cerita saru, asmaragama, kamasutra, tips seks, seni bercinta, kisah tante,  tante girang, kisah gigolo,  telanjang, bugil, foto seksi, gadis, gadis seksi, cewek bugil,  artis bugil,  abg telanjang,  ciblek,  anak smu, model foto, artis erotis, wanita cantik, ayam kampus, wts, cewek panggilan,  gigolo, kencan,  pesta seks, maniak seks, vcd bf,  film biru, blue film, model telanjang, playboy indonesia, brondong, cerita waria, senggama, 17 tahun, pembantu genit seksi, erotisme,  perkosaan,  gadis perawan, virgin, payudara,  toket,  memek,  paha, buah dada,  payudara,  puting susu,  cerita panas, blogkep, vagina,  penis, klitoris,  bugil,  ML,  Abg smu,  erotis,  orgasme. Khusus di peruntukkan untuk anda yg berumur 18th keatas atau yg sudah menikah.

cewek seksi erotis

Judul : Gairah Tubuh Luki 
Oleh : Tak Tahulah
Email : entah@siapajuga.co.id
Foto : by Model ( Karen Inchinose)
Keterangan : Model atau foto tidak ada hubungannya dengan cerita yang ada. Hanya ilustrasi atau gambar pemanis belaka. Jika anda punya kisah seks erotis, kisah ml atau khayalan erotis yg ingin anda ceritakan silahkan kirim ke
cerita_seks_erotis@yahoogroups.com 

Daftar isi Gairah Asmara, Klik Disini !!


Judul : Gairah Tubuh Luki 

Aku adalah seorang pria lajang berusia 30 tahun. Aku masih 
melajang, bukan karena tidak bisa mendapat jodoh sebenarnya - 
tapi justru sebaliknya . . . banyaknya peluang membuatku tidak 
bisa menentukan pilihan. 

Suatu kali temanku, yang amat sangat ramah. Usianya sekitar 35 
dan sebut saja namanya Widi. Iapun mengajakku jalan - jalan ke 
rumah teman wanitanya yang tinggal di seputar kantor Pacific 
World sekarang di bilangan Semawang. 

Hubungan kami terus berlanjut, dan mulailah beberapa kali saya 
datang ke tempat kost nya hitung - hitung refreshing setelah 
penat bekerja terutama saat saat pesawat delay.Dia tinggal di 
sebuah kamar ukuran 3x4 meter. Karena seringnya aku datang 
kesana, akhirnya akupun mempunyai sebuah kunci sendiri. 

Setelah lewat setengah tahun, suatu kali selesai jemput di 
airport, aku tidak ada kesibukan apapun dan akupun menuju kos 
Luki. Sampai di depan kamarnya, beberapa kali kupanggil 
namanya, tidak ada jawaban. Akupun masuk dengan kunciku. Di 
dalam kamar kutemukan serobek kertas yang isinya dia sedang 
pergi keluar dan akan segera datang. 

Akupun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu 
film, saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa 
VCD porno. Karena memang sendirian, akupun menontonnya. 
Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan 
dibuka. Akupun tergopoh-gopoh membuka pintu.. 

"Hallo, De sudah lama!" Luki yang baru masuk tersenyum. "Eh, 
tolong dong bayarin taksinya, uang Luki sepuluh-ribuan 
abangnya nggak ada kembalinya." Aku tersenyum mengangguk dan 
keluar membayarkan taksi yang cuma duaribu rupiah. Kupikir 
ngak apalah, hitung - hitung kalah meceki di kantor.

Saat aku masuk kembali . . . pucatlah wajahku! Luki duduk di 
karpet di depan televisi dengan gaya menantang, dan . . . 
menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan! 
Luki memandang padaku dan tertawa geli, "Ih! De! Begitu, tho, 
caranya? Luki sering bergaya seperti itu," kamu mau ngak, 
kayaknya de kamu guide yang paling alim yang pernah kukenal". 

Gugup dan keringat dingin bercucuran dari mukaku dan dengan 
berat membuka mulut aku berkata, "Ki . . . Putar vcd yang lain 
aja". 

"Aahhh, kau De.... Sok munafik. Tu, liat . . . cuma begitu 
aja! Gambar yang dibawa temen Luki di karaoke lebih serem." 

Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau 
kularang Luki pergi tanpa pamit mencari korban di tempatnya 
bekerja di salah satu cafe di Semawang.Akupun duduk-duduk di 
beranda depan membaca majalah. 

Sekitar jam 10 malam, aku keluar dan membeli makanan. 
Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Luki sedang tengkurap di 
karpet, dan . . . astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan 
tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. 
Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat 
indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan. 

Setelah makanan siap, aku memanggil Luki. Dan . . . sekali 
lagi astaga . . . jelas ia tidak memakai BH karena puting 
susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin 
gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai "bergerak," 
sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku. 

Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur sebelah 
kamar kosnya, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di 
dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia 
membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari 
celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami 
berdua duduk di karpet kamar kosnya. 

"Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan ....!" 

"Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol 
Fanta! Gantian . . . putih-biru-putih, kecil, keringetan, 
apa?" 

Luki mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua 
kusalahkan. 

"Yang bener . . . Luki kepanasan habis jalan - jalan!" 

"Aahhh . . . kamu ngeledek ...!" Luki meloncat dari karpet 
yang didudukinya dan berusaha mencubiti lenganku. Aku 
menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil 
tertawa, dan . . . tersandung! Ia jatuh ke dalam pelukanku, 
membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat 
di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi 
itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau sampo rambutnya 
membuatku makin terangsang . . . dan akupun mulai menciumi 
lehernya. Mia mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan 
tangankupun mulai meremas kedua buah-dadanya. 

Nafas Luki makin terengah, dan tangankupun masuk ke antara dua 
pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus 
belahan yang membayang. 

"Uuuhhhhh .... mmmmhhhh ....." Luki menggelinjang. 

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa 
yang sedang kucumbu adalah seorang wanita panggilan, tapi 
gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan akupun menarik lepas 
dasternya dari atas kepalanya. Aahhh ....! Luki menelentang di 
tempat tidur dengan tubuh hampir polos! 

Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, 
berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap 
oleh ludahku. Tangan Luki mengelus belakang kepalaku dan 
erangannya yang tersendat membuat aku makin tak sabar. 

Aku menarik lepas celana dalamnya, dan . . . nampaklah bukit 
kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang 
sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Luki. 
Akupun segera membenamkan kepalaku ke tengah ke dua pahanya. 

"Ehhhhhh...... mmmmmmmaaahhhh.....," Tangan Luki meremas 
bantal dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya. 
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan. 

"Ooohh.... aduuuhhhhh....," Luki mengangkat punggungnya ketika 
lidahku menyelinap diantara belahan kemaluannya yang masih 
begitu rapat. Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir 
kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai 
kelentitnya dan tubuh Luki akan terlonjak dan nafas Luki 
seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua 
bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras. 

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum Luki tergeletak 
terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua 
pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit 
kubelai-belaikan di pipi Luki. "Mmmmhh...... mmmmmhhhh...... 
oooohhhhmmmmm......," ketika Luki membuka bibirnya, kujejalkan 
kepala kemaluanku. Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi 
iapun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya 
dan membelai kemaluannya. 

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, 
akupun naik ke atas tubuh Luki dan bibirku melumat bibirnya. 
Aroma kemaluanku ada di mulut Luki dan aroma kemaluan Luki di 
mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit. 

Dengan tangan kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di 
selangkangan Luki, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Luki 
menekan pantatku dari belakang. "Ohh mam.... masuk .... hhh... 
masukin.... Ohhhh.... hhhh... ehekmmm..." 

Perlahan kemaluanku mulai menyeruak masuk ke liang 
kemaluannya, dan Luki semakin mendesah-desah. Segera saja 
kepala kemaluanku terasa tertahan sesuatu yang kenyal. Dengan 
satu sentakan, tembuslah halangan itu. Luki memekik kecil, 
dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya 
mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa 
ujung kemaluanku membentur dasar. Lalu aku diam tak bergerak, 
membiarkan otot-otot kemaluan Luki terbiasa dengan benda yang 
ada di dalamnya. 

Sebentar kemudian kernyit di dahi Luki menghilang, dan akupun 
mulai menarik dan menekankan pinggulku. Luki mengernyit lagi, 
tapi lama kelamaan mulutnya menceracau, 

"Aduhhh.... sssshhhh..... iya.... terusshh.... mmmhhh...... 
aduhhh..... enak.... De..." 

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Luki, lalu 
membalikkan kedua tubuh kami hingga Luki sekarang duduk di 
atas pinggulku. Nampak kemaluanku menancap hingga pangkal di 
kemaluannya. Tanpa perlu diajar, Luki segera menggerakkan 
pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan 
menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kamipun berlomba 
mencapai puncak. 

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Luki makin menggila dan 
iapun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. 
Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya 
menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh 
batang kemaluanku. 

Setelah tubuh Luki melemas, aku mendorong ia terlentang, dan 
sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku 
mencapai klimaks, Luki tentu merasakan siraman air maniku di 
liangnya, dan iapun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya 
yang ke dua. 

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang 
basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, 
merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme. 

"Aduh, De.. . . Luki lemes. Tapi enak banget." 

Aku cuma tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu 
tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir 
tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan 
kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang 
vagina Luki yang masih amat kencang. 

Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami 
berdua dan . . . kembali ke kamar melanjutkan babak 
berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi 
orgasme, dan Luki . . . entah berapa kali. Begitupun di saat 
bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan 
sebelum akhirnya aku terpaksa memakai seragam, sarapan dan 
berangkat tour ke Kintamani.

TAMAT 

 

Cerita seks erotis dewasa seperti diatas bisa anda dapatkan rutin dan akan bisa dikirim terus ke mail box atau email anda jika anda bergabung menjadi member milis http://groups.yahoo.com/group/cerita_seks_erotis

Makanya JOIN GRATIS sekarang juga !!


Copyleft © 2006 by cerita_seks_erotis@yahoogroups.com 

Powered by Klikabadi
Isi dan desain Web : cerita_seks_erotis@yahoogroups.com