Gairah Asmara  - Kumpulan kisah seks & asmara khusus dewasa -    gairah asmara

Warning

Situs ini merupakan situs yang berisikan kumpulan cerita khusus DEWASA, hanya anda yang berusia minimal 18 tahun yang boleh mengunjunginya. Kami tidak bertanggung jawab jika terjadi "efek samping" kepada para pembaca

 

Link Favorit

- Kamasutra
- Gadis seksi
- Goyang erotis
- Foto hot artis
- Cewek bugi
l

 

.

 

Gairah Asmara Web mrpk situs khusus dewasa yg berisi koleksi cerita seks, kisah erotis, kencan kilat, pengalaman seks, keperawanan, keperjakaan, cerita anak smu, cerita saru, asmaragama, kamasutra, tips seks, seni bercinta, kisah tante,  tante girang, kisah gigolo,  telanjang, bugil, foto seksi, gadis, gadis seksi, cewek bugil,  artis bugil,  abg telanjang,  ciblek,  anak smu, model foto, artis erotis, wanita cantik, ayam kampus, wts, cewek panggilan,  gigolo, kencan,  pesta seks, maniak seks, vcd bf,  film biru, blue film, model telanjang, playboy indonesia, brondong, cerita waria, senggama, 17 tahun, pembantu genit seksi, erotisme,  perkosaan,  gadis perawan, virgin, payudara,  toket,  memek,  paha, buah dada,  payudara,  puting susu,  cerita panas, blogkep, vagina,  penis, klitoris,  bugil,  ML,  Abg smu,  erotis,  orgasme. Khusus di peruntukkan untuk anda yg berumur 18th keatas atau yg sudah menikah.

cewek seksi erotis

Judul : Percumbuan Terpanjang 
Oleh : Tak Tahulah
Email : entah@siapajuga.co.id
Foto : by Model ( Karen Inchinose)
Keterangan : Model atau foto tidak ada hubungannya dengan cerita yang ada. Hanya ilustrasi atau gambar pemanis belaka. Jika anda punya kisah seks erotis, kisah ml atau khayalan erotis yg ingin anda ceritakan silahkan kirim ke
cerita_seks_erotis@yahoogroups.com 

Daftar isi Gairah Asmara, Klik Disini !!


Judul : Percumbuan Terpanjang 

Dalam kehidupan Val ada beberapa pria, tetapi hanya tiga yang 
membuatnya berkesan. Di antara yang tiga ini, adalah Arya, 
seorang pria Indonesia dengan sedikit darah Belanda di 
tubuhnya (ayahnya Ambon-Belanda, dan ibunya seorang Jawa). 
Mereka bertemu ketika masih sama-sama kuliah di Bedford, 
Inggris. Pada awalnya mereka cuma berteman, dan Val menyukai 
Arya yang jauh lebih easy going dibanding teman-teman Asia 
lainnya. Selain itu, Arya bisa bermain piano, sesuatu yang 
selalu menjadi kekaguman Val.

Selama kuliah, hubungan mereka tidak pernah lebih dari teman. 
Baru setelah keduanya lulus, hubungan itu agak berubah. 
Kebetulan Val mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan Inggris 
yang memiliki kantor cabang di Indonesia, dan Arya pernah pula 
bekerja paruh waktu di kantor yang sama. Mereka sering 
bepergian berdua, dan akhirnya memutuskan untuk tinggal 
bersama dalam satu apartemen. Sejak itulah, hubungan seksual 
menjadi bagian dari persahabatan mereka. Hanya saja, 
persahabatan itu tak pernah berkembang lebih jauh. Keduanya 
tidak pernah saling mengucap cinta, dan keduanya tahu bahwa 
masing-masing punya orang-orang lain yang dicintai.

Arya adalah pria Asia satu-satunya yang bercinta dengan Val, 
dan bagi Val ia adalah sesuatu yang istimewa. Tetapi Val juga 
tahu, perbedaan budaya keluarga mereka berdua sangatlah besar 
untuk dijembatani dengan sesuatu yang lebih jauh dari 
persahabatan. Maka jadilah hubungan keduanya sebagai hubungan 
persahabatan dan seksual belaka. Beberapa kali mereka pernah 
mencoba melihat peluang untuk meningkatkan hubungan, tetapi 
sekian kali pula mereka merasa tidak menemukan persamaan.
Tidak berapa lama setelah Val mendapat kedudukan manajer dan 
dikirim ke Indonesia untuk mewakili perusahaannya, Arya 
mendapat pekerjaan di Amerika Serikat. Perasaan duka 
menyelimuti keduanya ketika kenyataan itu tiba. Setelah hampir 
dua tahun hidup bersama, sulit juga rasanya berpisah. Walaupun 
tidak menangis, Val merasa sebuah kekosongan terjadi dalam 
hidupnya ketika mereka berpisah di Heathrow Airport di London. 
Mereka berjanji akan terus berhubungan, karena toh Arya masih 
memiliki orang tua di Jakarta dan sesekali akan datang 
menjenguk Val.

Ketika pesawat British Airways yang membawanya ke Indonesia 
sudah berada 10.000 kaki di atas permukaan bumi, Val menghela 
nafas panjang, dan tiba-tiba menyadari bahwa kedua matanya 
ternyata agak basah oleh air mata.
Begitulah akhirnya Val dan Arya dipisahkan oleh Lautan 
Pasifik. Kantor Arya ada di Boston, dan Val di Jakarta. Tetapi 
untunglah ada e-mail yang bisa menjadi media bertukar berita 
di antara mereka. Dan setelah dua bulan, keduanya menjadi 
sama-sama sibuk dan perlahan-lahan semakin jarang bertukar 
berita. Pada bulan keenam di Indonesia, Val sudah hampir tak 
pernah mengirim dan menerima e-mail dari Arya, dan kesibukan 
membuatnya tidak terlalu merasa kehilangan.
Sampai suatu hari, di bulan September, sembilan bulan setelah 
mereka berpisah, Val mendapat sepotong berita pendek dari Arya 
...will visit my old folks in this Thursday, see you there... 
Val terpana memandang layar PC-nya, seperti tak percaya bahwa 
ternyata ia akan segera bertemu Arya lagi. Dari tak percaya, 
perasaannya segera berubah gembira, dan ia mengangkat kedua 
tangan sambil berteriak, "Yess!", membuat sekretarisnya 
terkejut.
"I'm okay, Evi..." ucap Val sambil tertawa kecil melihat 
sekretarisnya melongo, "I'm more than okay, actually..."
"Shall I write it down?" jawab Evi menggoda, karena ia memang 
sedang bersiap menerima dikte dari boss wanitanya ini. Val pun 
tambah keras terbahak.

Arya tiba malam hari dan langsung menuju rumah orang tuanya. 
Dari sana ia menelpon Val, dan membuat janji untuk bertemu 
Sabtu siang ini. Dengan kaos t-shirt merah tua yang ketat dan 
rok jean Levi's, Val datang ke rumah orang tua Arya untuk 
menjemputnya. Kedua orang tua Arya telah mengenal Val dengan 
baik, dan keduanya memaksa Val untuk makan siang, yang 
tentunya tak bisa ditolak.
Sebetulnya, makan siang itu enak sekali: ayam panggang bumbu 
rujak, gado-gado dan udang goreng kering. Tetapi Val dan Arya 
merasa tidak lapar. Sejak bertemu, yang ada di dalam diri 
mereka cuma gejolak rindu bercampur birahi. Bagi Val, inilah 
pertama kali di Indonesia ia merasakan gejolak seperti itu. Ia 
begitu ingin segera memeluk Arya yang kini tampak lebih putih 
dengan rambut dicukur rapi. Ia ingin segera bercumbu dengan 
pria yang ia tahu sangat hangat di ranjang ini. Tetapi, di 
depan kedua orang tuanya dan dua adik perempuannya, Val 
menjaga diri sekuat hati. Untunglah Arya membantunya dengan 
juga bersikap menahan diri. Kalau tidak ada keluarga Arya, 
mereka pasti sudah bergumul dan bercumbu saat itu juga.
Setelah tiga jam yang sangat menyiksa Val dan Arya, setelah 
minum kopi yang disediakan ibu, barulah mereka berdua bisa 
keluar rumah. Mereka bilang ingin jalan-jalan berdua, dan 
kedua orang tua Arya mengangguk mahfum, tanpa banyak tanya 
lagi. Maka setelah berbasa-basi mengucapkan permisi, keduanya 
pun melesat menuju apartemen Val di bilangan Kebayoran Baru. 
Arya yang memegang setir, dan Val duduk rapat-rapat.

Sepanjang jalan, Val meremas-remas paha Arya, 
menggeser-geserkan payudaranya yang sintal ke lengan Arya, 
membuat Arya was-was takut menabrak mobil di depannya. Val 
sudah sangat bergairah ingin bercumbu, dan badannya terasa 
hangat seperti bara yang siap berkobar menjadi api. Untunglah 
jalan-jalan tidak terlalu ramai di Sabtu sore ini, sehingga 
akhirnya mereka tiba di apartemen Val sebelum matahari 
terbuka. Cepat-cepat mereka keluar dari mobil dan bagai dua 
remaja berlarian menuju lobby.

Sesampai di kamar apartemennya, Val terburu-buru ke kamar 
mandi. Cepat-cepat diloloskannya celana dalam yang sudah agak 
basah di bagian bawahnya. Lalu ia masuk ke bath-tub dan 
mengambil sabun wangi. Diusapnya seluruh kewanitaanya dengan 
busa-busa sabun, lalu dibasuhnya dengan air hangat. Ia ingin 
agar kewanitaannya harum menggairahkan malam ini, karena ia 
tahu Arya akan memberikan sesuatu yang selama ini menjadi 
favorit Val: lidahnya yang panas dan cekatan!
Keluar dari kamar mandi, Val melihat Arya sudah ada di kamar 
tidur, membuka kaos dan jeans-nya, sehingga hanya bercelana 
dalam. Dengan mata bergairah, dipandangnya tubuh yang kokoh 
dan atletis itu. Val sangat mengagumi tubuh Arya yang coklat 
kehitaman, tidak seperti tubuhnya yang baginya terlalu putih. 
Sebuah denyut birahi terasa di kewanitaannya setiap kali Val 
memandang tubuh lelaki itu. Cepat-cepat dibukanya t-shirt, 
beha dan roknya, lalu ia segera menyusul Arya ke kamar tidur.
Sejak dari rumah Arya tadi, Val sudah dilanda birahi. Ia ingin 
segera bermain cinta dengan lelaki menggairahkan ini. Terakhir 
kalinya ia bertemu Arya hampir setahun lalu, itu pun dalam 
sebuah permainan cinta yang terburu-buru, karena mereka sedang 
sama-sama sibuk. Kejadiannya juga di sebuah motel kecil di 
Bedford, sesaat sebelum Val berangkat ke Indonesia dan Arya 
bertugas ke Amerika Serikat.

Tanpa basa-basi, Arya mendorong tubuh Val ke kasur, 
menyebabkan gadis pirang yang seksi ini terjerembab di kasur 
empuk. Keduanya sudah seperti diburu-buru oleh nafsu yang 
bergejolak tak tertahankan. Arya menerkam tubuh putih mulus 
yang sintal dan padat itu dengan penuh gairah. Val menjerit 
manja menyambutnya. Mereka berguling-gulingan saling 
berciuman, saling meremas, saling menindih. Sprei dan bantal 
segera berantakan dibuatnnya.
Arya segera mengambil inisiatif kala tubuh mereka sudah terasa 
panas bergejolak. Didorongnya Val dengan lembut agar tidur 
menelentang. Setengah dari badannya terletak di luar ranjang, 
sehingga kedua kakinya yang indah menggantung di pinggir 
ranjang. Lalu Arya berjongkok di antara kedua kaki Val, dan 
Val dengan tegang menunggu layanan istimewa kekasihnya. Inilah 
permainan pembukaan yang selalu dinantinya dengan penuh 
antisipasi. Belum apa-apa, Val sudah bergidik menahan geli 
yang akan segera datang. Arya pun menciumi paha yang mulus 
ditumbuhi bulu-bulu halus itu, membuat Val mengerang pelan. 
Apalagi kemudian Arya mulai menjilati pahanya, menelusuri 
bagian bawah lututnya. Val menggelinjang kegelian.
Val merasa pahanya bergetar lembut ketika lidah Arya mulai 
menjalar mendekati selangkangnya. Panas dan basah rasanya 
lidah itu, meninggalkan jejak sensasi sepanjang perjalanannya. 
Val menggeliat kegelian ketika akhirnya lidah itu sampai di 
pinggir bibir kewanitaannya yang telah terasa menebal. Ujung 
lidah Arya menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah basah 
segalanya yang memang telah basah itu. Terengah-engah, Val 
mencengkeram rambut Arya dengan satu tangan, perlahan menekan, 
memaksa pria itu segera menjilatnya di daerah yang paling 
sensitif.

Dengan satu tangan lainnya, Val menguak lebar bibir-bibir 
basah di bawah itu, memperlihatkan liang kemerahan yang 
berdenyut-denyut, dan sebuah tonjolan kecil di bagian atas 
yang telah mengeras. Lidah Arya menuju ke sana, perlahan 
sekali. Val mengerang, "Come on.... come on..", bisiknya 
gelisah. Rasanya lama sekali, membuat Val bagai layang-layang 
yang sedang diulur pada saat seharusnya ditarik. Val mati 
angin. Tak berdaya, tetapi sekaligus menikmati 
ketidakberdayaan itu.
Arya akhirnya menjilat bagian kecil yang menonjol itu, 
menekan-nekan dengan ujung lidahnya, memutar-mutar sambil 
menggelincirkannya. Val menjerit tertahan, kedua tangannya 
melayang lalu jatuh mencengkram sprei. Geli sekali rasanya, ia 
sampai menggeliat mengangkat pantatnya, menyorongkan lebih 
banyak lagi kewanitaannya ke mulut Arya. Serasa seluruh 
tubuhnya berubah menjadi cair, menggelegak bagai lahar panas.
Arya kini menghisap-hisap tonjolan yang seperti sedang lari 
bersembunyi di balik bungkus kulit kenyal yang membasah itu. 
Tubuh Val berguncang di setiap hisapan, sementara mulutnya tak 
berhenti mengerang. Terlebih-lebih ketika satu jari Arya 
menerobos liang kewanitaannya, lalu mengurut-urut dinding 
atasnya, mengirimkan jutaan rasa geli bercampur nikmat ke 
seluruh tubuh Val. Kedua kakinya yang indah terbuka lebar, 
terkuak sejauh-jauh mungkin, karena Val ingin Arya menjelajahi 
semua bagian kewanitaannya. Semuanya!
Maka Arya pun melakukannya. Ia tidak hanya menjilat dan 
menghisap, tapi juga menggigit pelan, memutar-mutarkan 
lidahnya di dalam liang yang panas membara itu, mendenguskan 
nafas hangat ke dalamnya, membuat Val berguncang-guncang 
merasakan nikmat yang sangat. Dua jari Arya kini bermain-main 
di sana, keluar-masuk dengan bergairah, menggelitik dan 
menggosok-gosok, menekan-nekan dan mengurut. Cairan-cairan 
hangat memenuhi seluruh kewanitaan Val, mulai membasahi bibir 
dan dagu Arya. Jari-jari yang keluar-masuk itu pun telah 
basah, menimbulkan suara berkecipak yang seksi. Val 
menggelinjang tak tahan lagi, merasakan puncak birahi melanda 
dirinya. Matanya terpejam menikmati sensasi yang meletup-letup 
di sela-sela pahanya, di pinggulnya, di perutnya, di dadanya, 
di kepalanya, di mana-mana!

Arya merasakan kewanitaan Val berdenyut liar, bagai memiliki 
kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras 
sekali dengan rambut-rambut pirang di sekitarnya, dan dengan 
tubuhnya yang putih seperti pualam. Dari jarak yang sangat 
dekat, Arya dapat melihat betapa liang kewanitaan Val 
membuka-menutup dan dinding-dindingnya berdenyut-denyut, 
sepertinya jantung Val telah pindah ke bawah. Arya juga bisa 
melihat betapa otot-otot di pangkal paha Val menegang seperti 
sedang menahan sakit. Kedua kakinya terentang dan sejenak kaku 
sebelum akhirnya melonjak-lonjak tak terkendali. Arya terpaksa 
harus memakai seluruh bahu bagian atasnya untuk menekan tubuh 
Val agar tak tergelincir jatuh. Begitu hebat puncak birahi 
melanda Val, sampai dua menit lamanya perempuan yang 
menggairahkan ini bagai sedang dilanda ayan. Ia menjerit, lalu 
mengerang, lalu menggumam, lalu hanya terengah-engah.
Arya bangkit setelah Val terlihat agak tenang. Berdiri, ia 
melepas celana dalamnya. Kelaki-lakiannya segera terlihat 
tegak bergerak-gerak seirama jantungnya yang berdegup keras. 

Val masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan 
pemandangan sangat seksi di atas hamparan sprei satin mewah 
berwarna biru muda. Tangan Val mencengkram sprei bagai menahan 
sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya 
mendongak menampakkan leher yang mulus menggairahkan, rambut 
pirangnya terurai bagai membingkai wajahnya yang sedang 
berkonsentrasi menikmati puncak birahi. Arya menempatkan 
dirinya di antara kaki Val, lalu mengangkat kedua paha Val, 
membuat kewanitaannya semakin terbuka.

Val tersadar dari buaian orgasmenya, dengan segera menuntun 
kejantanan Arya memasuki gerbang kewanitaannya. Tak sabar, ia 
menjepit pinggang Arya dengan kedua kakinya, membuat pria itu 
terhuyung ke depan, dan dengan cepat kelaki-lakiannya yang 
tegang segera melesak ke dalam tubuh Val. Bagi Arya, rasanya 
seperti memasuki cengkraman licin yang panas berdenyut. Bagi 
Val, rasanya seperti diterjang batang membara yang membawa 
geli-gatal ke seluruh dinding kewanitaannya. Belum apa-apa, 
Val sudah terlanda gelombang puncak birahinya yang kedua. 
Begitu cepat!

Arya pun segera melakukan tugasnya dengan baik, mendorong, 
menarik kejantanannya dengan cepat. Gerakannya ganas, seperti 
hendak meluluh-lantakkan tubuh putih Val yang sedang 
menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal ampun, kejantanan 
Arya menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke 
dinding belakang yang sedang berkontraksi menyambut orgasme. 
Val menjerit-jerit nikmat, menyuruh Arya lebih keras lagi 
bergerak, mengangkat seluruh tubuh bagian bawahnya, sehingga 
hanya bahu dan kepalanya yang ada di atas kasur.
Arya mengerahkan seluruh tenaganya untuk memenuhi permintaan 
Val. Otot-otot bahu dan lengannya kelihatan menegang dan 
berkilat-kilat karena keringat. Pinggangnya bergerak cepat dan 
kuat bagai piston mesin-mesin di pabrik. Suara berkecipak 
terdengar setiap kali tubuhnya membentur tubuh Val, ramai 
sekali di sela-sela derit ranjang yang bergoyang sangat keras.
Val tak lagi sadar sedang berada di mana. Ia berteriak bagai 
kesetanan merasakan kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh 
tubuhnya terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat 
otot-otot menegang. Kewanitaannya terasa kenyal 
menggeliat-geliat, mendatangkan kenikmatan yang tak 
terlukiskan. Setiap kali kejantangan Arya menerobos masuk, ia 
merasa bagai tersiram berliter-liter air hangat yang memijati 
seluruh tubuhnya. Setiap kali Arya menariknya keluar, Val 
merasa bagai terhisap pusaran air yang membawanya ke sebuah 
alam penuh kenikmatan belaka. Dengan mata terus terpejam, Val 
menjeritkan penyerahan sekaligus pengesahan atas datangnya 
puncak birahi yang tak terperi. Arya merasakan kejantanannya 
bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang amat 
kuat sedotannya.

Ia pun tak tertahankan lagi, memuncratkan seluruh penantian 
panjangnya, memuntahkan seluruh rasa terpendamnya, bercipratan 
membanjiri seluruh rongga kewanitaan Val yang sedang 
megap-megap dilanda orgasme. Val mengerang merasakan siraman 
birahi panas yang seperti hendak menerobos setiap pori-pori di 
tubuhnya. Val mengerang dan mengerang lagi, sebelum akhirnya 
terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur. Arya 
menyusul roboh menimpa tubuh putih yang licin oleh keringat 
itu. Nafas mereka berdua tersengal-sengal bagai perenang yang 
baru saja menyelesaikan pertandingan di kolam renang.
"Oh, kamu ganas sekali, Arya. Betul-betul ganas..." kata Val 
akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang 
memburu. Arya cuma menggumam, menenggelamkan kepalanya di 
antara dua payudara Val yang besar dan lembut itu.
Setelah beberapa saat, Val bertanya, "Berapa lama kamu di 
sini, Arya?"
"Aku harus berangkat kembali Senin pagi", jawab Arya diwarnai 
keengganan. Val terdiam.
Singkat sekali pertemuan ini, pikirnya. Sambil memeluk Arya, 
ia menggumam, "Kalau begitu kamu harus menginap di sini."
"Bagaimana kalau aku tidak mau..." jawab Arya menggoda.
"Kalau begitu, aku yang menginap di rumah orang tuamu.." sahut 
Val cepat-cepat.
Arya tertawa, "Kalau begitu, sebaiknya aku menginap di sini!"
Dengan gemas Val berguling menindih tubuh Arya, menggigit 
bahunya cukup keras sehingga Arya tersentak dan membalasnya 
dengan menggulingkan kembali tubuh Val. Mereka berdua 
tertawa-tawa seperti anak-anak bermain gulat. Cairan-cairan 
cinta mereka berjatuhan menimpa sprei, melekat di tubuh mereka 
berdua, sebuah perpaduan tubuh putih mulus dan tubuh coklat.
Malam itu mereka bercumbu tak henti-hentinya sampai pagi. Bagi 
Val, inilah percumbuan terpanjangnya dengan Arya, dan justru 
terjadi saat mereka tak lagi tinggal bersama!

TAMAT 

 

Cerita seks erotis dewasa seperti diatas bisa anda dapatkan rutin dan akan bisa dikirim terus ke mail box atau email anda jika anda bergabung menjadi member milis http://groups.yahoo.com/group/cerita_seks_erotis

Makanya JOIN GRATIS sekarang juga !!


Copyleft © 2006 by cerita_seks_erotis@yahoogroups.com 

Powered by Klikabadi
Isi dan desain Web oleh : cerita_seks_erotis@yahoogroups.com