Gairah Asmara  - Kumpulan kisah seks & asmara khusus dewasa -    gairah asmara

Warning

Situs ini merupakan situs yang berisikan kumpulan cerita khusus DEWASA, hanya anda yang berusia minimal 18 tahun yang boleh mengunjunginya. Kami tidak bertanggung jawab jika terjadi "efek samping" kepada para pembaca

 

Link Favorit

- Kamasutra
- Gadis seksi
- Goyang erotis
- Foto hot artis
- Cewek bugi
l

i love sex

.

 

Gairah Asmara mrpk situs khusus dewasa, koleksi cerita seks, kisah erotis, kencan, pengalaman seks, keperawanan, keperjakaan, cerita anak smu, cerita saru, asmaragama, kamasutra, tips seks, seni bercinta, kisah tante, tante girang, kisah gigolo, telanjang, bugil, foto seksi, gadis, gadis seksi, cewek bugil, artis bugil, abg telanjang, abg bispak, ciblek, anak smu, model foto, artis erotis, wanita cantik, ayam kampus, wts, cewek panggilan,  gigolo,  pesta seks, maniak seks, vcd bf, film biru, blue film, model telanjang, playboy indonesia, brondong, cerita waria, senggama, 17 tahun, pembantu genit seksi, perkosaan, perawan, virgin,  toket, memek, paha, buah dada, payudara, puting susu, cerita panas, blogkep, vagina, penis, klitoris, bugil, ML, cantik, orgasme. Hanya untuk anda 18th keatas atau yg sudah menikah !!!

cewek seksi

Judul : Tubuh mungil Susan 
Kiriman : Rafli
Email : dirahasiakan

Foto : by Model 
Keterangan : Model atau foto tidak ada hubungannya dengan cerita yang ada. Hanya ilustrasi atau gambar pemanis belaka. Jika anda punya kisah seks erotis, kisah ml atau khayalan erotis yg ingin anda ceritakan silahkan kirim ke
cerita_seks_erotis@yahoogroups.com 

Daftar isi Gairah Asmara, Klik Disini !!


Judul :
Tubuh mungil Susan 

Gue punya kenalan anak UKI fakultas str, namanya Susan. 
Anaknya mungil, kulitnya putih bersih dan mulus, maklum anak 
keturunan negeri seberang. Sedang gue sendiri kuliah di 
fakultas kdktr, UKI juga .

Suatu waktu, gue jemput Susan dari kuliahnya untuk pulang. 
Sesampainya di rumah Susan di bilangan Cpk Pt, dia ngajak gue 
masuk dulu karena katanya rumahnya kosong sampai besok siang. 
Gue pun masuk dan duduk di sofa ruang tamunya. Setelah menutup 
pintu depan, dia masuk kamarnya untuk mandi dan ganti baju.

Nggak lama dia datang dengan baju kaos dan rok pendek sambil 
membawa dua minuman dan duduk disamping gue. Buset, gue bisa 
mencium harum tubuhnya dengan jelas. Dan terus terang 
tiba-tiba gue terangsang dan mulai membayangkan keindahan 
tubuh Susan bila tanpa busana. Nggak sadar, gue lama menatap 
tubuh segarnya dan membuat Susan bingung. 

"Kenapa sih Ben?" tanyanya. Gue cepat-cepat sadar dari lamunan 
erotis gue. "Nggak..., lo keliatan laen dari biasanya." "Lain 
apanya Ben..?" sambil menumpangkan salah satu kakinya ke kaki 
satunya. Buset.. itu paha putih banget. Birahi gue pun tambah 
terangkat. Pikiran erotis gue mulai bergelora lagi, 
menghayalkan seandainya gue bisa meraba-raba kemulusan 
pahanya.

"Heh..!"katanya sambil tertawa dan menepuk bahu gue, lalu 
"Ngeliat apaan hayo, ngeres deh lo!" Gue cuma bisa nyengir 
aja. "San, panas ya disini?" sambil gue mengambil saputangan 
di kantong celana. "Iya yah, lo udah mulai keringetan begini." 
Tiba-tiba aja dia ngelapkeringet di dahi gue pake tisunya.

Dalam keadaan berdekatan kayak gini, gue punya inisiatif untuk 
memeluk dan menciumnya. Dan bener deh,...kejadian deh... Susan 
sudah berada dalam pelukan gue, dan bibirnya sudah dalam 
lumatan bibir gue. Dia sama sekali tidak berontak dan mulai 
memejamkan matanya menikmati percumbuan ini. Tangannya 
perlahan berganti posisi menjadi memeluk leher gue. Tangan gue 
yang tadinya memegang pinggulnya, turun perlahan ke pangkal 
pahanya dan akhirnya... Gue berhasil meraba merasakan betapa 
mulus dan lembutnya paha Susan. Gue meraba naik turun sambil 
sedikit meremasnya. Rasanya rada bangga juga gue mulai bisa 
menyentuh bagian tubuhnya yang rada sensitif. Sedang bibir 
kami masih saling berpagutan mesra dalam keadaan mata masih 
terpejam. Lama-lama gue merasa kurang afdol kalau hanya meraba 
bagian pahanya saja.

Tangan gue mulai naik lagi. Sekarang gue kepingin banget 
menikmati buah dadanya. Pikiran gue udah melayang jauh. Pelan 
tapi pasti gue mengangkat baju kaosnya untuk gue buka. Dia 
nggak nolak, dan setelah gue buka bajunya, kelihatanlah buah 
dadanya yang masih terbungkus rapi oleh Bhnya. Gue lumat lagi 
bibirnya sebentar sambil gue bawa tangan gue ke belakang 
tubuhnya. Memeluk, dan akhirnya gue mencari kancing pengait 
Bhnya untuk gue lepas. Nggak lama terlepaslah BH pembungkus 
buah dadanya. Dan mulailah tersembul keindahan buah dadanya 
yang putih dengan puting kecoklatan diatasnya. Buu..ssee..tt.. 
benar-benar merupakan tempat untuk berwisata yang paling indah 
dengan pemandangan yang menakjubkan di seantero jagat. Gue 
bertambah gregetan melihat indahnya buah dada Susan yang 
terawat rapi selama ini. 

Akhirnya gue mulai meraba dan meremas-remas salah satu buah 
dadanya dan kembali gue lumat bibir mungilnya. Terdengar nafas 
Susan mulai tidak teratur. Kadang Susan menghembuskan nafas 
dari hidungnya cepat hingga terdengar seperti orang sedang 
mendesah. Susan makin membiarkan gue menikmati tubuhnya. 
Birahinya sudah hampir tidak tertahankan. 

Saat gue rebahkan tubuhnya di sofa dan mulut gue siap melumat 
puting susunya, Susan menolak gue sambil mengatakan, "Ben, 
jangan disini…dikamar gue aja!" ajaknya dan kemudian bangun, 
mengambil baju kaos dan Bhnya di lantai dan berjalan menuju 
kamar tidurnya. Gue ngikutin dari belakang sambil membuka baju 
gue sendiri dan melepas kancing celana gue. 

Begitu pintu ditutup dan dikunci, gue langsung meluk Susan 
yang sudah topless dan kembali melumat bibir mungilnya dan 
melanjutkan meraba-raba tubuhnya sambil bersandar di tembok 
kamarnya. Lama-lama cumbuan gue mulai beralih ke lehernya yang 
jenjang dan menggelitik belakang telinganya. Susan mulai 
mendesah pertanda birahinya semakin menjadi-jadi. Saking 
gemesnya gue sama tubuh Susan, nggak lama tangan gue turun dan 
mulai meraba dan meremas bongkahan pantatnya yang begitu 
montoknya. Susan mulai mengerang geli. Terlebih ketika gue 
lebih menurunkan cumbuan gue ke daerah dadanya, dan menuju 
puncak bukit kembar yang menggelantung di dada Susan.

Dalam posisi agak jongkok dan tangan gue memegang pinggulnya, 
gue mulai menggerogoti puting susu Susan satu persatu yang 
membuat Susan kadang menggelinjang geli, dan sesekali melenguh 
geli. Gue jilat, gigit, emut dan gue isap puting susu Susan, 
hingga Susan mulai lemas. Tangannya yang bertumpu pada dinding 
kamar mulai mengendor. 

Perlahan tangan gue meraba kedua pahanya lagi dan rabaan mulai 
naik menuju pangkal pahanya…. Dan gue mengaitkan beberapa jari 
gue di celana dalamnya dan.. srreet!!! Lepas sudah celana 
dalam Susan. Gue raba pantatnya, begitu mulus dan kenyal, 
sekenyal buah dadanya. Dan saat rabaan gue yang berikutnya 
hampir mencapai daerah selangkangannya..., tiba-tiba, "Ben, di 
tempat tidur aja yuk..! Gue capek berdiri nih." Sebelum 
membalikkan badannya, Susan memelorotkan rok mininya di 
hadapan gue dan tersenyum manis memandang ke arah gue. Ala 
mak, senyum itu... Bikin gue kepingin cepat-cepat 
menggumulinya. Apalagi Susan tersenyum dalam keadaan bugil 
alias tanpa busana. Buu..ssset khayalan gue benar-benar jadi 
kenyataan cing..! 

Susan mendekat ke gue sebentar dan tangannya dengan lincah 
melepas celana panjang dan celana dalam gue hingga kini bukan 
hanya dia saja yang bugil di kamarnya. Batang kemaluan gue 
yang tegang mengeras menandakan bahwa gue sudah siap tempur 
kapan saja. Tinggal menunggu lampu hijau menyala. 

Lalu Susan mengambil tangan gue, menggandeng dan menarik gue 
ke ranjangnya. Sesampainya di pinggir ranjang, Susan berbalik 
dan mengisyaratkan agar gue tetap berdiri dan kemudian Susan 
duduk di sisi ranjangnya. Oh buu..ssseet, Susan menggelomoh 
batang kemaluan gue dengan rakusnya. Gila mak, lalu dia dengan 
ganasnya pula menggigit halus, menjilat dan mengisap batang 
kemaluan gue tanpa ada jeda sedikit pun. Kepalanya maju mundur 
mengisapi kemaluan gue hingga terlihat jelas betapa kempot 
pipinya. Gue berusaha mati-matian menahan ejakulasi gue agar 
gue bisa mengimbangi permainannya. Kadang gue meringis nikmat 
saat Susan mengeluarkan beberapa jurus pamungkasnya dalam 
menyepong. Gila bener... uenakya kagak ketulungan cing..!!

Ada mungkin 15 menit Susan mengisapi batang kemaluan gue, lalu 
dia melepas mulutnya dari batang kamaluan gue dan merebahkan 
tubuhnya telentang diatas ranjang. Gue ngerti banget maksud 
ini cewek. Dia minta gantian gue yang aktif. Segera gue tindih 
tubuhnya dan mulai berciuman lagi untuk beberapa lamanya, dan 
gue mulai mengalihkan cumbuan ke buah dadanya lagi, kemudian 
gue turun lagi mencari sesuatu yang baru di daerah 
selangkangannya. Susan mengerti maksud gue. Dia segera 
membuka, mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar membiarkan 
gue membenamkan muka gue di sekitar bibir vaginanya. Kedua 
tangan gue lingkarkan di kedua pahanya dan membuka bibir 
vaginanya yang sudah memerah dan basah itu. Oh… buusset, 
rupanya sewaktu dia mandi sudah bersihkan dan disabuni dengan 
baik sehingga bau vaginanya harum. Ditambah menurut 
pengakuannya, bahwa dia tadi meminum ramuan pengharum vagina. 
Tanpa ba bi bu lagi, lidah gue julurkan untuk menjilati bibir 
vaginanya dan buah kelentit yang tegang menonjol.

Gila mak, Susan menggelinjang hebat. Tubuhnya bergetar hebat. 
Desahannya mulai seru. Matanya terpejam merasakan geli dan 
nikmatnya tarian lidah gue di liang sanggamanya. Kadang pula 
Susan melenguh, merintih, bahkan berteriak kecil menikmati 
gelitik lidah gue. Terlebih ketika gue julurkan lidah gue 
lebih dalam masuk ke laing vaginanya sambil menggeser-geser ke 
kelentitnya. Dan bibir gue melumat bibir vaginanya seperti 
orang sedang berciuman. Vaginanya mulai berdenyut hebat, 
hidungnya mulai kembang kempis,dan akhirnya..

"Ben.. ohh.. Ben.. udahh.. entot gue Ben..!!" Susan mulai 
memohon kepada gue untuk segera mengentotinya. Gue bangun dari 
daerah selangkangannya dan mulai mengatur posisi diatas 
tubuhnya dan menindihnya sambil memasukkan batang kemaluan gue 
kedalam lorong vaginanya perlahan. Dan akhirnya gue genjot 
vagina Susan yang masih perawan itu secara perlahan dan 
jantan. Masih sempit, tapi remasan liangnya membuat gue tambah 
penasaran dan ketagihan.

Akhirnya gue sampai pada posisi paling dalam, lalu perlahan 
gue tarik lagi. Pelan, dan lama kelamaan gue percepat gerakan 
tersebut. Kemudian posisi demi posisi gue coba bareng Susan. 

Gue sudah nggak sadar berada dimana. Yang gue tahu semuanya 
sangat indah. Rasanya gue seperti melayang terbang tinggi 
bersama Susan. Yang gue tahu, terakhir kali tubuh gue dan 
tubuh Susan mengejang hebat. Keringat membasahi tubuh gue dan 
tubuhnya. Nafas kami sudah saling memburu. Gue ngerasa ada 
sesuatu yang memuncrat banyak banget dari batang kemaluan gue 
sewaktu barang gue masih di dalam kehangatan liang sanggama 
Susan. Habis itu gue nggak tahu apa lagi.

Sebelum gue tertidur gue sempet ngelihat jam. Alamak..! dua 
setengah jam… Waktu gue sadar besoknya, Susan masih tertidur 
pulas disamping gue, masih tanpa busana dengan tubuh masih 
seindah sebelum gue bersenggama dengannya. Sambil 
memandanginya, dalam hati gue, gue berkata, "Akhirnya gue bisa 
juga ngelampiasin nafsu yang gue pendam selama ini. 

Thank's banget "San..., kalo nggak ada lo, gue kagak tau deh 
kemana gue bawa nafsu gue ini..." Gue kecup keningnya, lalu 
gue segera berpakaian dan siap cabut dari rumah Susan setelah 
gue lihat jam di mejanya, mengingatkan gue bahwa sebentar lagi 
keluarganya bakal datang. Gue kagak mau konyol kepergok lagi 
bugil berduaan bareng dia. Apalagi masih ada noda darah 
perawan di sprei tempat tidurnya. Gue bangunin dia dan berkata 
bahwa lain kali sebaiknya kita main di villa gue, di Bogor, 
aja dengan alasan lebih aman dan bebas.


TAMAT 

cerita selanjutnya, klik disini !!

Cerita seks erotis dewasa seperti diatas bisa anda dapatkan rutin dan akan bisa dikirim terus ke mail box atau email anda jika anda bergabung menjadi member atau anggota milis http://groups.yahoo.com/group/cerita_seks_erotis. Makanya JOIN GRATIS sekarang juga !!


Copyleft © 2006 by cerita_seks_erotis@yahoogroups.com 

Powered by Klikabadi
Isi dan desain Web oleh : cerita_seks_erotis@yahoogroups.com